Kamis, 31 Desember 2020

Rewind the Moments of 2020 - Part II

Tidak perlu menunggu tahun berganti. Begitu paruh pertama 2020 berlalu, satu per satu perubahan besar terjadi dalam hidupku. Mengubah arah jalanku. Mengarahkanku ke tempat dan kesempatan yang belum pernah kupikirkan. Ada beban baru yang kubawa. Aku terjatuh berkali-kali, kadang karena bebannya terlalu berat, kadang karena langkah kakiku tidak menginjak tempat yang seharusnya, kadang karena aku tak sanggup bahkan untuk lanjut berjalan. Dengan semua itu ... apakah aku sempat berharap bisa kembali saja ke masa sebelumnya? Tidak. Aku tidak mau. :")

***

Juli

Sebenarnya bisa dibilang hanya satu momen penting di bulan ini, tetapi pengaruhnya sangat besar bagi jalan hidupku bulan-bulan berikutnya. Ya, UTBK. Aku menempuh UTBK pertama dan terakhirku tahun ini pada tanggal 7 Juli, di Unpad. Seperti hasil survei lokasi di bulan sebelumnya, ruang ujianku berada di Departemen Statistika. Aku masih ingat momen itu. Aku kebagian sesi siang dan sedikit keruwetan terjadi di pagi hari karena beberapa hal. Ya ... tapi akhirnya aku pergi juga, diantar papa dan adikku.

Sebelum hari H, berarti sejak tanggal 1 atau 2 Juli, aku sudah berhenti mempelajari materi dan fokus try out. Menggunakan paket yang sudah kubeli sejak waktu sebelumnya, selama enam-tujuh hari berturut-turut aku rutin try out 1x sehari. Angka yang kudapat waktu itu sebenarnya sudah lumayan, tapi aku menolak mengandalkan itu sebagai alasan untuk merasa percaya diri karena ujian sebenarnya sering di luar dugaan.

Protokol pandemi untungnya sudah bukan hal baru ketika itu, tidak mengherankan lagi ketika harus cek suhu (bahkan dua kali ketika aku pergi dulu ke toilet di gedung lain dan ketika kembali harus melewati penjaga lagi), cuci tangan (dua kali juga), duduk dengan jarak aman antarpeserta, dan berbaris masuk dengan jarak aman juga.

Secara keseluruhan hari itu berjalan lancar, hanya saja ada satu yang mengganggu pikiranku ketika meninggalkan ruang ujian ... sampai beberapa waktu berikutnya. Aku salah mengisi satu soal Kemampuan Penalaran Umum karena aku terlambat memahami maksud soalnya dan persis ketika aku hendak memperbaikinya, waktunya habis dan tampilan layar berpindah ke subtes berikutnya. Haha, potek banget waktu itu, takut pengaruhnya besar, aku tidak bisa memaafkan diri sendiri sampai berhari-hari (belakangan memang terbukti nilai PU-ku paling rendah dibanding tiga subtes lainnya). :")

Tapi aku coba leraikan, melupakan dan berusaha menikmati hari-hari berikutnya--kebebasan mutlak pertamaku dari ujian sejak setahun sebelumnya.

Di bulan ini jugalah aku pertama mengunggah karya fiksi hasil risetku untuk RAWS, konsep matang pertamaku yang idenya pun sudah kutulis jauh--jauh hari. Yea, risetku sebenarnya memang belum selesai, tapi Juli itu kami memang sudah boleh mem-posting fiksinya, jadi aku posting ;)

Agustus

Bulan ini ... titik balik semuanya. Paruh pertama bulan Agustus memang tidak banyak yang terjadi selain ketegangan dan hari demi hari dilalui dengan berusaha pasrah dan menyiapkan hati untuk menerima jika aku diterima di pilihan kedua atau harus gap year. Ya, SBMPTN adalah kesempatan satu-satunya yang kuambil untuk mencapai PTN. Tidak lulus = otomatis gap year.

Mulanya, yang ditunggu itu tanggal 20 seperti pengumuman semula. Tapi, lagi-lagi, aku lupa tanggal berapa, LTMPT mendadak mengumumkan bahwa pengumuman tersebut dimajukan enam hari. Jadi Jumat, 14 Agustus. Yap, lagi-lagi aku sempat histeris waktu tahu, senang karena akan segera terbebas dari rasa penasaran tapi langsung enggak karuan juga karena waktu itu sudah kurang dari satu minggu menuju tanggal 14.

Fast forward, singkatnya, setelah melalui malam dengan menuliskan perasaan dan tekadku untuk menghadapi hari esoknya (ini tersimpan di draft, live report perasaanku malam itu) dan pagi hingga siang dengan berusaha biasa saja, sore itu ... mamaku yang pertama membukanya. Dan aku tahu karena mendengar kata-katanya pada papa di ruang tengah, saat aku masih duduk sendiri di atas sajadah di kamar dan menyengajakan diri untuk diam saja di sana alih-alih membuka pengumuman.

Kata-kata yang begitu kudengar ... langsung membuat hatiku mati rasa, pikiranku seolah stuck alih-alih memproses informasi itu untuk kucerna dengan baik. Aku ... lulus? Psikologi?

Meskipun kehebohan yang terjadi sesudah itu akhirnya membuat bendungan air mataku runtuh juga, aku masih menolak percaya sampai beberapa menit setelahnya aku bangkit dan membuka sendiri pengumuman itu dari laptop. Kumasukkan nomor ujian dan tanggal lahirku ... dan layar pun menampilkannya. Tertera jelas banget, dan ... aku nangis lagi. :" Alhamdulillah ya Allah ....

I can't be more grateful.... :")

Setelah lebih tenang, aku mulai melakukan hal yang sama dengan waktu pengumuman SNMPTN itu. Aku sudah membekukan media sosialku dengan aplikasi freezer sejak beberapa jam sebelumnya, jadi aku bisa menyibukkan diri dengan tenang tanpa menghiraukan dulu apa pun yang terjadi di media sosial sana. Kali itu agak lama, bolak-balik aku mencari sampai nyaris putus asa karena daftar nama itu belum muncul juga. Tapi, akhirnya kutemukan juga sesudah beberapa jam berkutat di depan laptop. Ritual itu kuulang lagi. Dari daftar yang sebelumnya sudah kupanjangkan dengan lebih banyak lagi nama, kumasukkan satu per satu dan kucatat jurusannya.

Ada kelegaan saat nama teman baikku tertera di sana, ada rasa kaget dan cemas saat teman baikku yang lainnya tak tertera di sana. Ah ....

Setelah selesai memastikan, barulah aku membuka media sosial dan ... everything started.

Fast forward, intinya malam itu, kalau bukan besoknya, aku mengontak CP untuk grup angkatan 2020 Fakultas Psikologi Unpad setelah mencari di IG BEM-nya. Thanks to one of my friend yang sudah diterima di Keperawatan Unpad lewat SNMPTN, aku diarahkannya untuk membuka IG BEM itu karena terus terang saja aku bingung apa yang harus kulakukan begitu lulus itu dan tidak pernah stalk IG-nya juga, haha. :")

Satu-dua hari setelah aku masuk grup, petualanganku pun dimulai.

Segala kegiatanku seperti terpusat di sana waktu itu, info-info dan tugas ospek pun bermunculan bersamaan dengan kesibukan untuk daftar ulang. Waktu itu untuk pertama kalinya aku harus ke Bandung, first time sejak pandemi, untuk mengambil ijazah. Riweuh ke Puskesmas dan sana-sini untuk mengurus berbagai surat keterangan sampai aku senewen sendiri, tapi akhirnya alhamdulillah semuanya beres dan aku bisa memfokuskan diri pada tugas.

Di sini jugalah aku sempat mengalami masa yang ... bisa dibilang terpahit sepanjang 2020-ku. Tiga hari berturut-turut pula. Waktu itu, untungnya aku sudah sempat bisa berbaur dengan teman-teman baruku, ikut meramaikan grup. Jadi ketika aku merasa begitu hancur waktu itu, di hari pertama, salah satu hal pertama yang terpikirkan olehku adalah bercerita pada mereka. Kebetulan waktu itu grup masih ramai. Agak memalukan sebetulnya karena itu sebenarnya adalah kegagalanku sendiri.

Tapi di sanalah, karena kejadian itu ... aku menyadari, bahwa aku telah menemukan keluarga baru yang teramat baik....

Support dan penghiburan dari mereka di luar dugaanku, dan aku bisa merasa sedikit lebih baik sesudah itu. Begitu pula yang terjadi selama dua hari berikutnya meskipun pahitnya semakin buruk. Tapi, meskipun menyakitkan, masa-masa itu seakan menjadi tamparan keras bagiku untuk beradaptasi lebih baik dengan dunia baru ini.

Setelah ospek universitas, tugas-tugas dan pertemuan ospek fakultas pun mulai berjalan. Hari-hari berlalu dengan berbagai macam hal baru, sampai akhirnya, bulan Agustus itu diakhiri dengan hari pertama kuliah kami. Petualangan akademikku di jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Unpad pun resmi dimulai.

September

Dari bulan-bulan lain dalam semester dua ini, rasanya Septemberlah yang terasa paling lambat berjalan. Masuk akal, sih, sebab di bulan itulah segala hal baru mencapai puncaknya. Segala macam drama ospek, perkuliahan daring, kelas menulis esai, open recruitment kepanitiaan, dan lain-lainnya yang dengan segera menyita setiap waktuku.

Aku sedang ambis-ambisnya waktu itu, haha. Berbekal antusiasme dan rasa penasaran yang sedang tinggi-tingginya, aku mencoba mendaftarkan diri ke salah satu kepanitiaan. Di situlah pertama kali aku berurusan dengan CV dan menghadapi interview ... yang belakangan kusadari sangat kacau. :) Ya, aku tidak lulus seleksi kepanitiaan itu (yang belakangan kusyukuri juga melihat kepadatan dan ke-hectic-annya. :>

Pahit sih, tapi kupikir segala hal memang bertahap.

Di bulan itu juga, aku cepat beradaptasi dan benar-benar bisa merasa menjadi bagian dalam 148 mahasiswa angkatan kami. Grup selalu hidup dengan segala macam kehebohannya, jadi sumber semangat dan senyumku. Zoom dan meet membuat kami bisa saling bertatap muka meski terhalang layar. Tak apa, kami masih tetap bisa tertawa dan saling mengenali wajah satu sama lain. Aku mulai mempraktikkan pula kesenanganku untuk membuat list dengan membantu merekap tugas-tugas kami di notes grup. Agak mengejutkan melihat respons teman-temanku waktu itu ... dan itu, satu momen yang membuatku merasa finally I'm useful at something. :") Membuatku makin sayang pada keluarga (yang tidak kecil)-ku itu.

Menjelang akhir bulan, suatu 'insiden' mengantarkanku pada komunikasi dengan dua orang teman sekelasku di salah satu mata kuliah dan karena kami memiliki misi yang sama, yaitu membuat catatan materi kuliah di Google Docs dan membagikannya pada teman-teman seangkatan, kami pun membuat kelompok kecil untuk segala keperluan misi itu. Tepatnya, aku yang bergabung ke sana karena sebelumnya mereka berdua sudah mulai duluan. Tak berapa lama, satu orang lagi bergabung dan dari sana kami mulai dekat.

Ya, for the first time juga aku seperti memiliki squad yang bersama mereka aku bisa lebih bebas jadi diriku sendiri lebih dibanding dalam grup angkatan. Kegiatan kami akhirnya tak hanya urusan catat-mencatat di Google Docs, kami ternyata punya banyak kesamaan dan tak butuh waktu lama bagi kami untuk akrab. Kayak ngegeng sih, tapi enggak juga, terutama bagiku sendiri karena kami tetap aktif di grup angkatan and do what we can do for them. Yes, itu satu kelompok versi lebih kecil yang juga membuatku sangat bersyukur bisa mengenal dan bersama mereka. :)

Oktober

Kalau tahun-tahun sebelumnya, yang istimewa dari Oktober adalah karena ia merupakan bulan kelahiranku. Kali ini pun tidak jauh berbeda sebetulnya karena secara keseluruhan rutinitasku di bulan itu masih sama seperti bulan September meskipun pace-nya terasa lebih cepat. Yang membedakan mungkin hanya ... waktu itu aku mendaftarkan diri lagi ke salah satu open recruitment volunteer untuk kepanitiaan lain. Dan ... kali itu alhamdulillah aku lolos. Tidak ada proses interview ataupun CV, hanya menggunakan Google Form, jadi waktu itu pressure-nya tidak seberat seleksi sebelumnya bagiku.

Kegiatan kepanitiaan pun mulai berlangsung kalau tidak salah menjelang akhir bulan, dan aku mulai meluangkan waktu di sela tugas ospek fakultas dan ke-riweuh-an kuliah.

Ah ya, aku baru ingat satu hal yang paling berbeda di bulan ini dibanding September.

UTS.

Ya, kami menghadapi UTS pertama di pertengahan bulan Oktober. Drama riweuh dan kepanikan yang berujung SKS melanda kami, ya, aku bisa bilang "kami" karena waktu itu grup sering heboh soal ini, haha. Aku sendiri sempat frustrasi karena tidak bisa menyiapkan diri dengan baik ... tapi alhamdulillah akhirnya berhasil dilalui juga, dengan bonus hari libur karena ada tanggal merah dan hari kejepit di akhir masa UTS itu.

Bonus dari hari-hari UTS waktu itu adalah ... bertambahnya satu orang lagi anggota dalam "kelompok kecil Google Docs" kami. Berawal dari ingin belajar bareng denganku dan akhirnya aku mengajaknya join saja ke kelompok itu agar bisa belajar rame-rame. Begitulah, akhirnya dia bergabung dan jadilah grup itu terdiri dari lima orang yang alhamdulillah masih bertahan dan akur sampai sekarang karena ternyata kami benar-benar bisa nyambung dan saling support satu sama lain.

November

Satu hal yang paling kuingat dari bulan ini (ya, banyak yang sudah kulupakan meski baru lewat sebulan) adalah hectic-nya yang benar-benar makin parah dibanding bulan sebelumnya. Deadline dan hal-hal lainnya yang membuatku senewen.

Pertama, ada event dari kepanitiaan yang kuikuti. Aku menjadi volunteer sebagai liaison officer atau LO untuk event Psyferia, ajang perlombaan debat, esai, poster, dan iklan yang diselenggarakan oleh Unpad dan diikuti oleh puluhan atau mungkin ratusan peserta dari berbagai provinsi di Indonesia. Yap, ajang ini bisa dibilang ajang nasional. :) Peran para volunteer adalah untuk ambil bagian dalam perlombaan debat. Tiga dari teman terdekatku ikut juga meski peran mereka berbeda denganku. Aku sebagai LO, bertugas untuk mendampingi peserta debat dari universitas tertentu dan menjadi perantara antara mereka dengan panitia.

Bagiku yang sebenarnya introvert, momen itu sedikit menegangkan bagiku makanya awalnya aku sempat ragu untuk mendaftar, tapi ternyata semuanya berlangsung cukup lancar. Perlombaan debat berlangsung selama dua hari, tanggal 14-15 November. Waktu itu kami juga melewati beberapa waktu rapat yang dilaksanakan beberapa kali sebelum hari H, plus momen bonding antarpeserta di H-1 dengan kami para LO sebagai fasilitator games-nya. Yea, itu pengalaman baru lagi buatku, menjadi fasilitator dan harus memandu serta berinteraksi langsung tatap muka (lewat Zoom) dengan peserta.

Partnerku waktu itu kakak tingkat yang setahun di atasku, dan alhamdulillah kami waktu itu berhasil memandu games dengan baik dan para pesertanya pun cukup antusias sehingga mempermudah tugas kami.

One thing's for sure, pengalaman di Psyferia, meski lagi-lagi sempat banyak dramanya dan ada sedikit kekecewaan ketika tim yang aku LO-kan terhenti di babak penyisihan, secara keseluruhan menjadi momen berharga yang mengajarkanku banyak hal. Aku sama sekali tidak menyesal mendaftar. :)

Selain Psyferia, di November ini juga ospek fakultasku berakhir setelah menyelesaikan proyek akhir berupa video yang dibuat secara berkelompok. Urusan itu juga sempat bikin senewen karena kelompok kami membuatnya agak mepet, tapi pada akhirnya semuanya selesai tepat waktu dan alhamdulillah juga proses closing berjalan lancar ... dengan banjir air mata sebetulnya. :")

Lalu, ada OMPSI atau Olimpiade Psikologi, event internal yang diselenggarakan sebagai ajang rekreasi dan hiburan di tengah pusingnya kuliah. Sejak awal aku sudah sangat antusias dengan event itu, jadi urusan itu juga sempat menyibukkanku karena aku dengan sukarela banyak koar-koar di grup mempromosikan setiap lomba. Satu memorable moment yang agak bikin aku enggak enak sebetulnya, tapi untunglah semuanya berjalan lancar juga meskipun aku gagal di lomba yang kuikuti. :") Ya ... setidaknya angkatan kami masih memenangkan beberapa gelar juara juga, and I'm so glad for it!

Terakhir, persis di akhir bulan itu, tepatnya malah dalam proses pergantian menuju bulan Desember, aku harus menelan kekecewaan pahit berikutnya. RAWS, komunitas yang bagiku telah sangat berjasa mengangkat banyak traits dan values yang sangat berharga bagiku hingga kini, lepas dariku. Aku yang lepas, tepatnya. Aku tidak berhasil mengejar jumlah minimal bab yang harus dipenuhi untuk lolos tahap eliminasi kedua pada akhir bulan tersebut. I've tried sebenarnya, sejak pertengahan November sudah susah payah mengumpulkan tekad dulu dan kumulai sejak sekitar sepuluh hari sebelum deadline.

Waktu itu ada tujuh bab riset dan empat bab fiksi yang harus kukejar. Aku sudah ngeri sendiri sebetulnya, mengejar sebanyak itu dalam waktu yang sangat sempit. Jangan tanya kenapa aku tidak mulai lebih awal. :")

Dan ... ya, meskipun aku akhirnya berhasil menyelesaikan empat bab fiksinya, riset tidak berhasil kukejar.

Desember

Saat jam 00.00 terpampang di sudut layar laptopku, aku hanya bisa tersenyum miris. Pasrah. I've failed. Sebenarnya hanya tinggal dua-tiga riset lagi yang referensinya sudah kukumpulkan juga, tapi tidak mudah untuk menyarikan semua inti dari referensi itu dan menuliskannya lagi, itu sulit banget malahan. Jadi ya ... aku terpaksa pasrah. Melepaskan ring RAWS yang melingkari profil Wattpadku beberapa hari lalu (karena aku lupa melakukannya saat pertama tereliminasi).

Sedih sebetulnya, karena sebelumnya sudah ada peringatan juga bahwa kalau tereliminasi di batch ini, tidak akan bisa ikut lagi di batch berikutnya. Yah, singkatnya berarti aku harus mengucapkan selamat tinggal pada RAWS.

Grup heboh pagi itu, ketika satu per satu yang tereliminasi mengucapkan selamat tinggal. Termasuk aku. Pahit sih, mengingat bahwa aku sudah berusaha menyemangati teman-teman seperjuanganku di RAWS, tapi aku sendiri ternyata tidak bisa keep up. Itu jadi tamparan keras berikutnya bagiku di tahun ini. Nyesek, tapi ya ... gimana lagi. :")

Aku coba ambil hikmahnya saja, karena ternyata kegiatan di bulan ini padat, kalau melihat media sosial teman-teman di RAWS dulu. Di satu sisi aku malahan jadi bersyukur, belum tentu aku bisa keep up lagi seandainyapun aku lolos tahap eliminasi. Apalagi waktu itu awal Desember, lagi hectic banget UAS dan tugas akhir. Ya ... mungkin ada baiknya aku tersingkir lebih awal. :")

Jadi ... begitulah. Di bulan pengujung ini, sebenarnya ... yang paling bisa di-point out itu momen UAS karena tidak banyak yang 'menarik' selain itu setelah tereliminasi dari RAWS. Ke-hectic-an semasa UTS terulang lagi, sayangnya, khususnya bagiku sendiri masa UAS tidak terlalu memuaskan karena aku masih gagal mempertahankan pace yang bagus untuk mempersiapkan diri secara lebih efektif. Ya, ujung-ujungnya pasrah dan saat ini kami masih menunggu hasilnya. Wish for all the best for all of us, though. :)

Sisa waktu sejak selesai UAS hingga sekarang, tidak banyak yang kulakukan. Aku seperti lepas dari kurungan, benar-benar enjoy to do particularly nothing, haha, agenda yang sempat kurancang masih belum berjalan. Hati-hati, Kia. :")

Meskipun begitu, tak apa, anggap saja waktu istirahat sesudah tahun dengan begitu banyak hal yang terjadi. Memasuki tahun dan bulan baru, kuharap aku bisa memperjuangkan resolusiku yang baru nanti. Insya Allah. :)