Minggu, 25 Desember 2022

[Rewinding 2022] Episode #1A: Akhir Tahun Kedua

Sebagai seseorang yang masih menyandang status mahasiswa, memutar ulang hari-hari pada satu tahun yang sudah (hampir) berlalu tanpa meng-highlight momen-momen perkuliahan sepertinya jadi satu bentuk violation terhadap status mahasiswa itu sendiri.

Ah, iyakah?

Well, tidak juga sih sebenarnya 😂

Dan memang, bukan itu alasanku menjadikan aspek akademik sebagai bagian dari series Rewinding 2022 kali ini. Tetapi karena bagiku, tahun 2022 memang tak lepas dari peranan besar momen-momen yang berhubungan dengan perkuliahan, baik itu di semester 4 maupun semester 5. Segala proses jatuh-bangun, kelelahan, keseruan, kepelikan, dan pembelajaran yang tak terhitung jumlahnya di tahun ini, banyak dipengaruhi oleh kewajiban-kewajiban yang dihadirkan dalam mata kuliah-mata kuliah tertentuatau malah oleh perkuliahan itu sendiri secara keseluruhan.

So, let's start the rewind!

=======

📸 Semester 4

Kalau anak-anak angkatanku ditanya, "mata kuliah apa yang paling jadi highlight di semester 4 kurikulum MBKM Fapsi Unpad", aku hampir 100% yakin jawabannya adalah suara bulat untuk mata kuliah satu ini.

Metodik Tes.

Dan ya, aku akan jadi salah satu orang yang menjawab begitu. Karena mata kuliah satu ini memang seberkesan itu. Terus terang, sebenarnya kesan pertamaku sendiri enggak terlalu baik waktu pertama menyimak kuliah hari pertamanya, hehe.

Ya ... gimana lagi?

Setelah tiga semester menemui matkul-matkul yang tak jauh-jauh dari peran akademisi pada umumnya dengan penelitian, teori, praktikum, dan proyek, kali ini kami dikenalkan dengan aturan fashion, tugas hafalan, dan "prakarya". Wajar kan yaa kalau waktu itu aku jadi mengomel sendiri, "Ini kuliah apa sih" 🙂🙏🏻

Selama berbulan-bulan dari Februari sampai Juni, hampir setiap malam Selasa (dan juga hari Selasanya tentunya) pasti jadi momen riweuh dan rempongnya Psikopad'20 deh. Aku sendiri termasuk yang selalu riweuh pagi-pagi hari Selasa ... karena apa? Tentu saja karena "prakarya"-ku selalu baru kusempatkan untuk dikerjakan di Selasa pagi, yap, padahal kelasnya jam 8. 😇

Kelas mulai, riweuh selanjutnya memasuki klimaks baru tuh. Berurusan dengan menumpuk buku di bawah laptop supaya webcam bisa cukup memperlihatkan wajah dan "hasil prakarya". Belum lagi menempel si "hasil prakarya" di dinding dan melepasnya setiap harus menampilkan kertas baru sehingga area belajarku selalu berantakan dengan kertas-kertas berukuran 60 x 90 cm terbungkus plastik yang tersampir sembarangan di meja dan sofa. 😂

Orang tuaku sampai sudah tidak heran lagi kalau setiap hari Selasa selalu tampak dan terdengar pemandangan yang sama. Pasti matkul satu itu.

Nah, tapi itu baru setting daringnya. Satu hal lain yang bikin matkul ini berkesan adalah karena dialah yang "berjasa" membuat angkatanku akhirnya merasakan kuliah luring, bertemu di kampus, dan menjalani hari-hari yang sudah tertunda satu setengah tahun lebih untuk kami alami. That's why, bagiku matkul ini jadi sangat istimewa.

Aku masih ingat betul tanggal bersejarah itu.

Selasa, 12 April 2022, saat segala rasa penasaran dan antusiasme akan "suasana kuliah yang sebenarnya" itu akhirnya terbayarkan sudah.

Some of orang-orang hebat yang selalu ada di hati ♡


Aaaaa I suddenly miss that moment like ... a lottt. TT

Itu ... bener-bener salah satu hari paling berarti sepanjang tahun 2022 sih, bagiku. I owe Mettes a lot for this, LOL.

Dan ... ya, sejak hari itu, bisa dibilang matkul ini jadi selalu luring, kecuali pada tugas-tugas tertentu. Praktikum dan UAS kami pun diadakan luring, memperkenalkan momen baru yang diwarnai dengan ketegangan, kelelahan, rasa pegal, dan deg-degan selama pelaksanaannya, tetapi (setidaknya bagiku) sangat menyenangkan saat dikenang kembali.

Dosen pembimbing kelasku sempat bilang kurang lebih begini waktu praktikum utama kelompokku selesai, "Nanti pasti kangen deh sama matkul yang ini. Matkul ini tuh yang paling beda dari semua matkul psikologi lainnya."

And I'm 100% agree with her.

Aku tidak begitu tahu bagaimana dengan teman-temanku yang lainnya setelah matkul ini selesai karena memang ada banyak pengalaman yang tidak menyenangkan saat menjalani tugas-tugasnya, aku juga tidak akan memungkiri itu.

Tapi di sisi lain, dosenku benar. Matkul ini, dengan segala hal yang benar-benar berbeda dengan matkul Fapsi lainnya, justru jadi ikon paling unik dan berkesan dari semua matkul lain yang pernah kujalani. Meskipun melelahkan dan aku sendiri pun pernah beberapa kali mengungkapkan kegemasanku dengan tugas-tugasnya, I love it. I really love every process, no matter how much challenges it has given me.

Jadi ya, mungkin anomali, tapi terus terang ini salah satu matkul favoritku of all time, di antara puluhan matkul Fapsi Unpad yang lainnya.

Matkul semester 4 selanjutnya yang jadi mata kuliah kedua kami yang dilaksanakan luring, adalah Psikologi Konseling. Lecturing dan juga praktikumnya sudah sempat kami alami secara langsung di kampus, meski mayoritas kelasnya masih tetap diselenggarakan secara daring juga; hanya beberapa kelas saja yang diadakan luring. Terus terang, bagiku momennya tidak seterkenang Mettes, tapi yang istimewa dari matkul ini bagiku adalah materinya. I really love the materials, kayak ada banyak pemahaman baru tentang bagaimana cara memanusiakan manusia.

Meskipun begitu, matkul ini justru bikin aku enggak mau jadi konselor, apalagi psikolog karena ya, meskipun aku sangat suka materinya, setelah beberapa kali praktikum, rasanya this isn't my kind of field.

Matkul lainnya di semester 4 tidak ada yang diadakan luring, dan tak jauh-jauh dari kegiatan akademik kami biasanya, tapi versi pengaplikasian dan sudah lebih advanced. FGD di Psikologi Komunitas, pembuatan alat ukur di Konstruksi Tes, perancangan intervensi di Dasar-dasar Intervensi, penelitian kuantitatif mini dan review penelitian kualitatif di Metode Kuantitatif dan Kualitatif, penyusunan training di Teknik Memfasilitasi Pembelajaran, dan penelusuran profil lulusan di Pengembangan Karir.

Dinamika kerja kelompok dan kesadaran mengenai arah minat jadi highlight tersendiri di matkul-matkul ini. Ya ... karena bentuknya bisa dibilang sudah lebih terarah semua, aku jadi lebih bisa menemukan mana yang langkah-langkahnya bisa kusenangi walau serumit apa pun, dan mana yang "cukup sekali ini aja aku enggak mau ketemu urusan ini lagi".

Well to be honest, mayoritasnya memang tidak bisa dibilang menyenangkan bagiku, pun juga bukan merupakan hal yang ingin kutekuni sebagai lulusan psikologi nantinya. Tetapi setidaknya dengan segala lika-liku perkuliahan di akhir tahun kedua ini, aku sekarang jadi sadar juga, bahwa setiap pengalamannya telah menghadirkan rekaman eksplorasi bagiku sendiri.

Mata kuliah Pengembangan Karir juga sudah menunjukkan, hal yang bisa kami eksplor sebagai lulusan psikologi itu sangat amat luas, mencakup berbagai bidang dan peran. Melalui semester 4, aku jadi mengenal ragam perasaan dan juga pengalaman yang akhirnya bisa kuseleksi; mana yang memang prosesnya menjawab panggilan hati, dan mana yang justru membuatku ingin ia berlalu sesegera mungkin.

Ah ya, secara nilai, satu hal yang kusyukuri di semester 4 ini adalah akhirnya nilaiku bisa dibilang lebih stabil dibanding rollercoaster semester-semester sebelumnya. 😂

But that doesn't really matter in the end, sebab pengalaman, pembelajaran, dan dinamika yang terjadi di sana meninggalkan kesan yang jauh lebih dalam, tak tergantikan oleh apa pun.

So  ... untuk segala hal yang ada dan terlibat di dalam semester 4-ku ini, thank you, I'm more than grateful for everything.